ILMU...
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk  menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai  segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar  dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan  membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari  keterbatasannya.
Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum  sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik  menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut  hubungannya (jika dilihat dari dalam).
Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indera-indera masing-masing  individu dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap  individu dalam memroses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu juga,  definisi ilmu bisa berlandaskan aktivitas yang dilakukan ilmu itu  sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui metode yang digunakannya.
Konsep ilmu sudah banyak digagas oleh para ilmuwan, baik ilmuwan yang  hidup pada zaman dahulu maupun ilmuwan yang hidup pada masa sekarang. 
Ilmuwan Indonesia pun tidak ketinggalan, mereka telah menyumbangkan  konsep ilmu bagi khazanah intelektual di negeri ini khususnya dan di  dunia umumnya. 
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan  pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara  sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu  tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia  berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu  pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi  ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa  meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam  segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh  ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari  dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai  untuk menjadi perawat.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau  mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat  berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti  mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana  seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan  ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai  persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah  ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu  golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun  bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada  karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang  dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan  karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan  subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi  kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi  dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin  kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang  berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang  digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan  suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang  teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara  utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat  menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam  rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal  yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga  bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.  Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang  dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah  tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam  ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Sifat-sifat ilmu
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita  dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan  mengenai suatu bidang tertentu yang... 
1. Berdiri secara satu kesatuan,
2. Tersusun secara sistematis, 
3. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung  jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data), 
4. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
5. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.
6. Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku  di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini. 
7. Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan  dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan  pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak semua  pengetahuan dikategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri  sebagai berikut: Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas  panca indera untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke  dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu  menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam dari pengetahuan.
Pada hakekatnya, manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada  maupun yang sedang terjadi di sekitarnya. Sebab, banyak sekali  sisi-sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya. Oleh sebab  itulah, timbul pengetahuan (yang suatu saat) setelah melalui beberapa  proses beranjak menjadi ilmu.
Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu  dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran  inilah, manusia mendapatkan ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu  pertanian, ilmu pendidikan, ilmu kesehatan, dan lain-lain. Akal dan  pikiran memroses setiap pengetahuan yang diserap oleh indera-indera yang  dimiliki manusia.
Pengetahuan kaidah berpikir atau logika merupakan sarana untuk  memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu. Jadi, ilmu tidak hanya  diam di satu tempat atau di satu keadaan. Ilmu pun dapat berkembang  sesuai dengan perkembangan cara berpikir manusia.
CIRI UTAMA ILMU:
• Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris,  sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu  pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan  serta pengalaman pribadi
• Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan  pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh  kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama dan  saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalajh  hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang  tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas.  Bahwa prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa  prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada  kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus  intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap  realitas tetapi oleh berpikir
• Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing  penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya  sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya  dimantapan 
• Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis  yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan  tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah.  Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.  Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang  disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT PARA AHLI
• Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur  tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama  tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut  hubungannya dari dalam
• Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak
• Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang  komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah  sederhana
• Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University  menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu  system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan  hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji. 
• Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
-------Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh dunia  empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada  prinsipnya dapat diamati panca indera manusia
-------Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
• Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu  adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia  mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang  ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
• Mulyadhi Kartanegara (2000)
Konsep ilmu dalam Islam meliputi yang ghaib (metafisik) dan nyata  (fisik) yang diperoleh melalui indera, akal, dan intuisi/nalar. 
• Afzalur Rahman
Konsep ilmu menurut penulis buku Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran ini  adalah: ... Ilmu dapat menggapai Sang Pencipta melalui observasi yang  teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang mengatur alam ini. 
• Al Ghazali
Dalam Ihya Ulumuddin, Al Ghazali mengungkapkan tentang konsep ilmu. Menurutnya, ilmu terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: 
1. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah wajib. Setiap orang wajib mendalami ilmu-ilmu tersebut (fardhu ain).
2. Imu-ilmu yang berkaitan dengan ruang public, misalnya: ilmu  kedokteran, ilmu sosiologi, ilmu komputer, dan lain-lain. Tidak semua  orang wajib mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Beberapa orang saja yang  mempelajarinya sudah cukup (fardhu kifayah).
• Danah Johar dan Ian Marshal
Dua ilmuwan ini mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul SQ (Kecerdasan  Spiritual) bahwa ilmu pengetahuan membantu manusia untuk memahami  hal-hal yang bersifat spiritual. 
• Plato
Konsep ilmu yang digagas oleh Plato, yaitu konsep ide sebagai realitas  sejati. Adapun pengalaman dan penelitian merupakan ingatan dari dunia  ide. 
• Anaximandros 
Dia berpendapat bahwa: Semua adalah yang tak terbatas. 
• Thales dari Milletos 
Ilmuwan yang satu ini menyampaikan konsep ilmu sebagai berikut, Semua adalah air. 
• Aristoteles
Murid Plato ini menyumbangkan pemikirannya yang berseberangan dengan  Sang Guru. Konsep ilmu yang ditawarkan mengenai realitas sejati  merupakan hasil dari melihat, mengamati, mendengar, dan meneliti suatu  objek. Kemudian, akal pikiranlah yang akan mengolah menjadi suatu  kesadaran. 
Definisi-definisi Ilmu Sosiologi Menurut Para Ahli
Untuk mempelajari tentang Perencanaan Wilayah dan Kota, maka diharuskan  juga mengerti akan masyarakat dan keadaan sosial. Umumnya ilmu Sosiologi  yang mempelajari tentang hal tersebut. Maka berikut ini  definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli, yaitu :
1. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal  balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala  keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari  hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala  non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari  ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
2. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
4.  J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5.  Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
6. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
7. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
8. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi  kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan  pola-pola umum kehidupan masyarakat.
9.  William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan  perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan  dalam berbagai kelompok dan kondisi.
10. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama  dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut  mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya  mempengaruhi sistem tersebut.
11.EmileDurkheim 
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni  fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada  di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk  mengendalikan individu.
• Selain itu ada juga beberapa definisi Sosiologi di bidang pendidikan menurut para ahli:
• 1. F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang  tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur  mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan,  struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial  masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses  perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses  pendidikan. 
• 2.  H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan  bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk  memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia  tergolong applied sociology.
• 3. Prof. DR S. Nasution,M.A., Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang  berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan  untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. 
• 4. F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang  membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi  individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi  pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk  mengontrolnya. 
• 5. E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif  tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang  diterapkan. 
• 6. Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan  yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau  pendekatan sosiologis.
• Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat  ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha  mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat  umum
Konsep ilmu dalam pandangan Al-Quran dan Bibel
• Konsep ilmu di dalam Al-Quran
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya  siang dan malam, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu)  Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam  keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi ...  (Al-Quran, Surah Ali-Imran [3]: 190-191) 
• Konsep ilmu di dalam Bibel
eranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,  berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan segala  binatang yang merayap di bumi. (Al-Kitab Kejadian 1:28b). 
Definisi dan Pengertian Ilmu Logika/ kalam
Dalam sejarah perkembangan logika, banyak definisi dikemukakan oleh para  ahli, yang secara umum memiliki banyak persamaan. Beberapa pendapat  tersebut antara lain:
The Liang Gie dalam bukunya Dictionary of Logic (Kamus Logika)  menyebutkan: Logika adalah bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat  yang mempelajari secara teratur asas-asas dan aturan-aturan penalaran  yang betul (correct reasoning).
Menurut Mundiri dalam bukunya tersebut Logika didefinisikan sebagai ilmu  yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan  penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos  yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti: sesuatu yang  diutarakan, suatu pertimbangan akal (fikiran), kata, atau ungkapan lewat  bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai  suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang  berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah  dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang  diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika  disebut logike episteme atau dalam bahasa latin disebut logica scientia  yang berarti ilmu logika, namun sekarang lazim disebut dengan logika  saja.
Definisi umumnya logika adalah cabang filsafat yang bersifat praktis  berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan  sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana  ilmu karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan  ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang  penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari  suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan.  Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut  sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti  dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang  dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam  bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai  keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam  logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan  pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan  sah  dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang  dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika  induktif. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah  prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta  kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal  pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari  kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang   dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses  penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika deduktif karena berbicara  tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang utama terlepas isi  apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut pula logika formal.
PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) adalah disiplin ilmu yang biasanya  dipelajari di tingkat perguruan tinggi. Pada dasarnya Anda sudah  mendapatkan displin ilmu tersebut baik di SD, SMP, maupun SMA. Bedanya,  IAD lebih banyak berbicara tentang bagaimana metode-metode ilmu kealaman  dalam menjelaskan gejala-gejala alam secara lebih filosofis. 
Jika Anda mempelajari Filsafat ilmu kealaman, Anda akan bertemu dengan  berbagai aliran pemikiran dalam ilmu pengetahuan alam. Misalnya:  Realisme, Anti-Realis, relativisme, maupun Feminisme Sains. 
Di dalamnya pun, Anda akan menemukan pertentangan pemikiran antara satu  aliran ilmu kealaman dengan aliran yang lain, seperti pertentangan  antara realisme dengan anti-realis
.
Realisme
Hampir semua pemikiran mengenai ilmu kealaman saat ini banyak  dipengaruhi oleh pandangan realisme. Sebagai suatu ilmu, sains memang  tidak bisa lepas dari realitas objek-objek materi yang terindra.  Realisme menempatkan observasi dan eksperimen sebagai suatu hal yang  sangat penting di dalam sains.
Dengan observasi, ilmuwan dapat meramalkan gejala-gejala alam yang akan  terjadi. Misalnya pada zaman dahulu dengan fakta yang cukup, ilmuwan  dapat menjelaskan tentang gerhana matahari. 
Kaum realis memandang bahwa ketika kita memiliki bukti dan fakta yang  sesuai dengan fakta sebelumnya, maka kita akan dapat meramalkan suatu  kejadian yang sama seperti kejadian yang pernah ada sebelumnya. 
Observasi ini memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan. Walaupun  sifatnya hanya melulu matematis, namun dengan jalan seperti itu, ilmuwan  dapat menyederhanakan realitas yang mereka hadapi. Dengan metode realis  kita juga dapat mencapai tingkat rasionalitas yang baik.
Kaum realis juga memandang bahwa teori sangatlah penting dalam sebuah  penelaahan. Observasi yang akurat dan dilakukan dengan sering dapat  menghasilkan suatu teori yang baik. 
Begitu pula teori yang ditemukan melalui observasi tersebut dapat  membimbing ilmuwan untuk melakukan penelitian dan penemuan baru yang  bermanfaat dan lebih berarti.
Namun, pandangan tersebut sangat ditentang oleh anti-realis. Meraka  beranggapan bahwa akan banyak ketidakjujuran yang dilakukan oleh ilmuwan  ketika fakta yang ditemukan dalam observasi tidak sesuai dengan apa  yang diinginkan. 
Di sinilah letak kesalahan yang tidak bisa dihindarkan oleh kaum realis.  Sains menjadi sesuatu yang tidak objektif, kerena sudah dipengaruhi  oleh subjektvitas ilmuwan.
Anti-Realis
Bagi kaum realis, teori dianggap dapat memberikan gambaran tentang dunia  apa adanya. Jika suatu teori dianggap berlaku tidak lain karena teori  itu dianggap benar dan sesuai dengan realitas. Begitu pula bagi penganut  realis, kebenaran merupakan tujuan akhir dari ilmu pengetahuan.
Sementara itu, bagi anti-realis ilmu tidak perlu berbicara mengenai  masalah kebenaran, sebab kita tidak akan pernah sampai pada kebenaran  dari data yang kita observasi. Teori bagi anti-realis dianggap benar  sejauh teori itu bermanfaat bagi manusia. Hal ini tidak jauh berbeda  dengan pandangan pragmatisme dan instrumentalisme.
Perbedaan pandangan di antara keduanya terjadi pula dalam kasus mengenai  plogiston, ether, ataupun elektron. Bagi kaum realis semua itu ada  -misalnya elektron. Kita memang tidak bisa mengetahui bagaimana bentuk  elektron, namun sejauh ini jejak elektron dianggap sudah cukup  menyatakan bahwa elektron ada dan jejaknya bisa diobservasi.
Bagi anti-realis, persoalan itu barangkali tidak terlalu penting. Sejauh  ini elektron sudah banyak kegunaan, dan tentunya itu sudah masuk  kriteria kebenaran menurut anti-realis. Namun pada kenyataanya,  anti-realis menolak argumen ‘cosmic coincidence’ (suatu kondisi yang  membuat kejadian alam tidak dapat diobsevasi namun dapat dijelakan oleh  teori). 
Menurut anti-realis elektron hanya bahasa ilmu untuk menjelaskan  fenomena yang tidak dapat diobservasi. Oleh karena itu, tidak ada  persoalan jika bahasa itu tidak ada kaitannya dengan realitas. 
Ilmu adalah fenomena biologis, dan organisme memfasilitasi fenomena  tersebut dengan lingkungan. Menurut van Fraassen inilah yang menjadikan  setiap perbedaan penjelasan ilmiah bisa terjadi.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://filsafat-ilmu.blogspot.com/2008/06/persamaan-dan-perbedaan-filsafat-dan.htmlhttp://www.anneahira.com/ilmu/index.htm
http://www.anneahira.com/ilmu/konsep-ilmu.htm
http://putracenter.net/2009/04/15/definisi-definisi-ilmu-sosiologi-menurut-para-ahli/
http://imtaq.com/definisi-dan-pengertian-ilmu-logika-kalam/
http://www.anneahira.com/pengertian-ilmu-alamiah-dasar.htm
 
0 komentar:
Posting Komentar